TikTok Dianggap Mengancam Keamanan Oleh Sejumlah Negara

TikTok Dianggap Mengancam Keamanan Oleh Sejumlah Negara

TikTok dianggap mengancam keamanan oleh beberapa negara khususnya Amerika Serikat yang saat ini masih saja bersitegang dengan China. Donald Trump sebelumnya telah berulang kali memberikan ultimatum bahwa ia menolak TikTok secara tegas untuk beroperasi di wilayah AS, kecuali jika lisensinya dibeli oleh perusahaan lokal.

Aplikasi agen judi slot ini telah berhasil mencuri perhatian khayalak ramai dan menyedot pasar digital sosmed dalam tempo singkat yakni 2 tahun saja. Sepanjang kurun waktu tersebut, jumlah pengguna telah menyentuh ratusan juta orang dan masih terus bertambah secara signifikan di seluruh penjuru dunia.

TikTok Dianggap Mengancam Keamanan Oleh Sejumlah Negara

Kebanyakan user datang dari kalangan muda, penuh enerjik, serta mengedepankan kreatifitas dalam pembuatan konten. Namun jangan salah sangka, kisah perjalanannya tidak seperti kebanyakan start-up pada umumnya yang penuh dengan keringat bercucuran serta derasnya air mata berjatuhan.

Perusahaan ini sama sekali bukan tipe layaknya dongeng membangun kerajaan bisnis yang ditenggarai oleh sejumlah kecil keompok. Kemudian, bermodalkan garasi rumah mereka sebagai langkah awal perjalanannya meniti tangga kesuksesan menuju puncak dunia dan menggurita setelahnya, mencoba menjangkau seluruh dunia.

TikTok Dianggap Mengancam Keamanan Dan Menjadi Agen Mata-mata China

Sebelum TikTok dianggap mengancam keamanan, ia sebenarnya terbentuk berkat penggabungan sedikitnya tiga macam aplikasi berbeda. Akar dasarnya adalah sebuah aplikasi asal Amerika Serikat bernama Musical.ly yang rilis pertama kali tahun 2014, penggunanya pun cukup banyak dan masih terbilang sehat, meskipun perkembangannya tidak melesat secara mendadak.

Dua tahun kemudian yakni 2016, sebuah raksasa di bidang teknologi asal China bernama ByteDance meniru layanan serupa untuk pasar lokal bernama Douyin. Sepanjang 12 bulan berikutnya, Douyin telah memiliki seratus juta user yang berasal dari China dan Thailand, membuatnya langsung viral menjadi bahan perbincangan di kedua negara tersebut.

TikTok Dianggap Mengancam Keamanan Dan Menjadi Agen Mata-mata China

ByteDance sangat jeli melihat peluang dan ingin membuat sebuah merk yang lebih general agar bisa diterima di pasar global, sehingga terpikirkanlah nama TikTok. Tanpa basa-basi, mereka mengakuisisi Musical.ly sehingga keduanya melebur jadi satu dengan nama baru yaitu TikTok, menjadikannya sebuah awal dari segalanya pada tahun 2018 silam.

Algoritme A.I pada aplikasi TikTok sangatlah kuat dan akurat, diiringi dengan penggunaan musik pengiring yang bervariasi sehingga pengguna dapat memilih sesuai selera masing-masing. Mekanismenya yaitu dengan melakukan antisipasi terhadap perilaku user serta sejumlah interaksi mulai dari like, comment, following, bahkan durasi menatap sebuah video.

Aplikasi tiktok yang sangat viral ini memiliki banyak kerja sama dengan situs-situs judi online , diantaranya adalah situs ceme online asal Indonesia yang sangat sukses di bidangnya, selain itu juga masih ada banyak lagi situs-situs aplikasi game yang bekerja sama dengan tiktok.

Melesat Secara Drastis Melampaui Nalar Serta Akal Sehat

Alasan TikTok dianggap mengancam keamanan salah satunya adalah karena aplikasi ini telah bekerja sama dengan perusahaan Judi Online serta menorehkan prestasi luar biasa dengan dua miliar unduhan. Pengguna aktif setiap harinya mencapai 800 juta user atau sekitar empat puluh persen dari total pengunduh yang jumlahnya mencapai sepertiga populasi manusia di bumi.

Semua ini akan menjadi bencana internasional karena itu berarti TikTok mampu memata-matai sejumlah negara tanpa menerima rasa curiga dari pihak berwenang. Jika anda memperhatikan secara cermat, sebelum mengunduh terdapat disclaimer dari pihak TikTok yang menyatakan bahwa anda bersedia untuk diambil datanya, dengan dalih demi kepentingan ‘algoritma’ maupun ‘pengembangan riset’ pada pernyataan tersebut.

TikTok Dianggap Mengancam Keamanan Melesat Secara Drastis

Dunia digital sangatlah kejam, misalnya saja jika kita sembarangan simpan data ponsel maka berpotensi jadi tersangka kasus pornografi seperti artis lokal Gisel Anastasia. Ironisnya, tanpa disadari ada dua miliar manusia yang dengan sukarela membiarkan data pribadinya diretas dan dijadikan bahan penelitian oleh kaki tangan China dalam bentuk aplikasi menarik berisikan muda-mudi menari enerjik dan seksi berpakaian serba minim.

Polemik ini sangat ricuh di jagat dunia maya semenjak China mengumumkan Undang-Undang Keamanan Nasional tahun 2017 silam. Pada peraturan terbaru itu berbunyi suatu pasal bahwa setiap organisasi maupun penduduk resmi China wajib bersikap kooperatif terhadap kegiatan intelijen negara, membuat kredibilitas perusahaan dipertanyakan.

About: Forne


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *